E-COMMERCE
SEPUTAR E-COMMERCE
Dunia bisnis saat ini berkembang demikian pesat, jarak bukan lagi alasan untuk menjadi hambatan. Kemajuan sarana transportasi dan Informasi Teknologi (I.T) menjadi salah satu faktor pembangkit “geliat” bisnis global. Dewasa ini kita telah masuk ke sebuah era yang biasa disebut Era Elektronik yang ditandai dengan makin menjamurnya istilah-istilah berbau elektronoik, seperti e-business, e-economy, e-university, e-government, e-entertainment, dan masih banyak lagi istilah seragam lainnya.
Dari istilah-istilah tersebut salah satu konsep yang dinilai sangat berpengaruh di dunia bisnis adalah e-business sebagai bidang kajian yang relatif masih baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing. Dalam e-business dikenal salah satu konsep yang saat ini sedang booming di Indonesia, istilah tersebut adalah e-commerce. Apa itu E-Commerce ? Apa saja manfaat E-Commerce? Bagaimana Perkembangannya di Indonesia? dan bagaimana Prospeknya? Bagi yang belum begitu tahu tentang E-Commerce mari melihat ulasan berikut dan bagi yang sudah akrab bahkan menjadi salah satu anggota Fans Clubnya (E-Commerce), tidak ada ruginya jika ikut membaca, hitung-hitung menambah pengetahuan tentang E-Commerce.
A. DEFINISI E-COMMERCE
Apa itu E-Commerce ?,Wikipedia bahasa Indonesia menjelaskan bahwa Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Dalam lingkup bisnis, E-Commerce selalu dikaitan dengan transaksi komersial, dimana dalam E-Commerce kita akan menemukan berbagai kegiatan bisnis, mulai dari proses pemasaran,sampai transaksi jual-beli ada di sini.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana lingkup e-business tentu lebih luas, . Selain teknologi jaringan www, e-Business juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini (Wikipedia).
E-Business pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website).Dari data Forrester, perdagangan melalui media elektronik menghasilkan pendapatan seniali AS$12,2 milyar pada 2003 dan pendapatan ritel online yang ada di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan dampak yang signifikan bagi dunia pemasaran, transaksi jual beli dan pemberian informasi antar mitra bisnis yang pada awalnya hanya dilakukan secara manual, saat ini dapat dilakukan secara on-line. Dari fenomena yang terjadi tersebut pertanyaan yang patut diajukan adalah: Seberapa penting penggunaan e-commerce?, peluang dan tantangan e-commerce di dunia bisnis, apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan e-commerce?
B.RUANG LINGKUP E-COMMERCE
Sangat sulit menentukan ranah E-commerce. Michael J.Shows pada bukunya yang dipublikasikan tahun 2000 menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk dapat mengerti batasan-batasan dari sebuah e-commerce adalah dengan mencoba mengkaji dan melihat fenomena bisnis tersebut dari berbagai dimensi, seperti yang dijelaskan berikut ini.
Teknologi
Kontributor terbesar yang memungkinkan terjadinya e-commerce adalah teknologi informasi, dalam hal ini perkembangan pesat teknologi komputer dan telekomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa arena jual beli di dunia maya terbentuk karena terhubungnya berjuta-juta komputer ke dalam sebuah jaringan raksasa (internet). Dari sisi ini e-commerce dapat dipandang sebagai sebuah prosedur atau mekanisme berdagang (jual beli) di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di sebuah dunia maya yang terdiri dari sekian banyak komputer.
Marketing dan “New Consumer Processes”
Dari segi pemasaran, e-commerce sering dilihat sebagai sebuah cara baru untuk berhubungan dengan pelanggan. Melalui e-commerce jangkauan sebuah perusahaan menjadi semakin luas karena yang bersangkutan dapat memasarkan produk dan jasanya ke seluruh dunia tanpa memperhatikan batasan-batasan geografis. Dengan cara yang sama pula sebuah perusahaan dapat langsung berhubungan dengan end-comsumers-nya.
Economic
E-commerce merupakan sebuah pemicu terbentuknya prinsip ekonomi baru yang lebih dikenal dengan ekonomi digital (digital economy). Di dalam konsep ekonomi ini, semua sumber daya yang dapat didigitalisasikan menjadi tak terbatas jumlahnya dan berpotensi dimiliki oleh siapa saja dengan bebas. Di dalam konsep ekonomi ini pula informasi dan knowledge menjadi sumber daya penentu sukses tidaknya para pelaku ekonomi melakukan aktivitasnya. Beragam model bisnis pun diperkenalkan di dalam konsep ekonomi baru ini yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Dari segi produksi, selain physical value chain, diperkenalkan pula konsep virtual value chain yang sangat menentukan proses penciptaan produk dan jasa di dunia maya.
Electronic Linkage
Di suatu sisi yang lain, banyak orang melihat e-commerce sebagai sebuah mekanisme hubungan secara elektronis antara satu entiti dengan entiti lainnya. Dengan adanya e-commerce, maka dua buah divisi dapat bekerja sama secara efisien melalui pertukaran data elektronis; demikian juga antara dua buah kelompok berbeda seperti misalnya antara kantor pemerintah dengan masyarakatnya; atau mungkin antara pelanggan dengan perusahaan-perusahaan tertentu.
Information Value Adding
Di dalam e-commerce, bahan baku yang paling penting adalah informasi. Sehubungan dengan hal ini, proses pertambahan nilai (value adding processes) menjadi kunci terselenggaranya sebuah mekanisme e-commerce. Konsep ini dikuatkan dengan teori virtual value chain yang menggambarkan bagaimana proses pertambahan nilai diberlakukan terhadap informasi, yaitu melalui langkah-langkah proses: gathering, organizing, selecting, synthesizing, dan distributing.
Market-Making
E-commerce dikatakan sebagai market-making karena keberadaannya secara langsung telah membentuk sebuah pasar perdagangan tersendiri yang mempertemukan berjuta-juta penjual dan pembeli di sebuah pasar digital maya (e-market). Di pasar maya ini terjadi perdagangan secara terbuka dan bebas, karena masing-masing penjual dan pembeli dapat bertemu secara efisien tanpa perantara. E-market juga disinyalir sebagai arena perdagangan yang paling efisien karena kecenderungannya untuk selalu mencari bentuk-bentuk perdagangan yang berorientasi kepada pembeli (customer oriented), disamping struktur persaingan antar penjual produk dan jasa yang hampir berada dalam suasana perfect competition.
Service Infrastructure
Konsep e-commerce ternyata tidak hanya membuahkan mekanisme transaksi jual beli semata, namun ternyata banyak sekali jasa-jasa baru yang diperlukan sebagai sarana pendukung aktivitas jual beli produk tersebut. Katakanlah jasa dari institusi keuangan untuk menawarkan cara pembayaran secara elektronik, jasa dari vendor aplikasi yang menawarkan cara melakukan transaksi secara aman (secure), jasa dari ISP (internet service provider) yang menawarkan cara mengakses internet dengan cepat dan murah, jasa perusahaan hosting yang menawarkan perangkat penyimpan data maupun situs perusahaan yang bersangkutan, dan lain-lain.
Legal, Privacy, dan Public Policy
Sisi terakhir dalam melihat e-commerce adalah mencoba memandangnya dari unsur-unsur semacam hukum, peraturan, kebijakan, proses, dan prosedur yang diberlakukan. Secara tidak langsung terlihat bahwa interaksi perdagangan elektronis yang telah mengikis batas-batas ruang dan waktu mau tidak mau mendatangkan tantangan baru bagi pemerintah dan masyarakat dalam mencoba membuat regulasi tertentu agar di satu pihak terbentuk lingkungan bisnis yang kondusif, sementara di pihak lain hak-hak individu maupun masyarakat dapat terjaga dengan baik.
Berdasarkan kedelapan perspektif tersebut di atas dapat digambarkan lima domain yang membatasi ruang lingkup dari e-commerce, yaitu masing-masing sebagai sarana untuk :
• Enterprise Management, yang berarti menghubungkan divisi-divisi yang ada di dalam perusahaan dengan cara mengalirkan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya melalui medium elektronik/digital (flow of information);
• Linking with Suppliers, yang berarti menghubungkan sebuah perusahaan dengan satu atau keseluruhan mitra bisnisnya secara elektronik agar proses pemesanan dan/atau pengadaan bahan mentah/baku produksi dapat dilakukan seefisien mungkin;
• Linking with Distributors/Retailer, yang berarti menghubungkan perusahaan dengan para distritributor, wholesaler, maupun retailer yang bertanggung jawab untuk menyebarkan produk dari perusahaan ke tangan pelanggan;
• Interface with Consumers, yang berarti menghubungkan perusahaan dengan calon pembelinya secara langsung (end-consumers) tanpa melalui perantara atau broker; dan
• Global E-Commerce Infrastructure, yang berarti menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak pendukung lain semacam vendor, ISP, lembaga keuangan, penyedia jasa infrastruktur, dan lain-lain karena merekalah yang merupakan institusi pendukung dapat terselenggaranya rangkaian proses transaksi e-commmerce secara utuh. (Michael J. Shaw, 2000)
Sudah mendapatkan sesuatu dari tulisan ini?, kalu belum mari kita simak uraian terakhir berikut ini.
C.PERKEMBANGAN DAN PELUANG E-COMMERCE DI INDONESIA
• Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Pemanfaatan E-Commerce (electronic commerce) meningkat pesat karena dukungan kemajuan I.T dewasa ini. Perkembangan e-commerce di Indonesia dimulai sejak tahun 1996, dengan didirikan Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Layanan transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Bermacam-macam produk dijual, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net
Internet telah menjadi salah satu media pemasaran dan penjualan yang paling diminati karena murah, cepat dan memiliki jangkauan yang tidak terbatas oleh batas negara. Seiring dengan booming internet pada akhir 90-an, bermunculanlah berbagai konsep pemasaran menggunakan fasilitas on-line yang digunakan untuk memudahkan proses transaksi (jual - beli) dari sini lahirlah istilah E-commerce.
Amerika memberikan respon yang sangat positif terhadap bisnis online dimana total pendapatan Produsen yang menggunakan jasa on-line terus meningkat. Berdasarkan statistik yang dipublikasikan oleh US Census Bureau, nilai transaksi retail secara online pada 3 bulan (quarter) pertama tahun 2008 mencapai 33 milyar USD. Jumlah ini adalah sekitar 3.3 persen dari total nilai perdagangan retail pada rentang waktu tersebut. Bila dilihat dari persentase, nilai transaksi retail online mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan akhir tahun 2000 yang hanya mencapai 1 persen dari total nilai perdagangan retail.
://www.sentralweb.com/
• Peluang E-Commerce di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.
Apakah Indonesia potensial? Jika dibandingkan dengan Amerika atau bahkan negar tetangga kita Malaysia nilai transaksi on-line masih sangat kecil jumlah dan persentasenya jika dibandingkan dengan nilai transaksi retail secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan masih sedikitnya pengguna internet di Indonesia yang menurut data APJII baru sekitar 8 persen dari jumlah penduduk. Selain itu, pengguna internet yang telah lama menggunakan internet pun belum tentu pernah bertransaksi melalui internet karena masalah kebiasaan atau belum yakin akan keamanannya.
Dari uraian tersebut, bagaimana dengan prospek E-commerce di Indonesia ? berpendapat bahwa E-commerce di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang pesat. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, yakni :
• Akses internet semakin murah dan cepat, yang akan meningkatkan jumlah pengguna internet
• Dukungan dari sektor perbankan yang menyediakan fasilitas internet banking maupun sms banking, yang akan mempercepat proses transaksi
• Biaya web hosting yang semakin murah
• Semakin mudah dan murahnya membangun situs E-commerce yang didukung dengan tersedianya berbagai software open source, seperti osCommerce, Magento, dll
Selain itu perkembangan E-commerce di Indonesia tentu harus didukung juga oleh adanya peraturan yang dapat melindungi konsumen dari kerugian yang disebabkan penipuan, credit card fraud, dan berbagai potensi kerugian lainnya. Dengan demikian konsumen dapat berbelanja online secara aman dan nyaman.
Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
• Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.
E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu lebih difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk.
Adji Gunawan, Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting mengungkapkan secara umum ada tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi. Saat ini, kebanyakan homepage yang dimiliki perusahaan Indonesia hanya mencapai tahap presence, belum pada tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan pengguna internet di Indonesia akan membuat e-commerce menjadi suatu bisnis yang menjanjikan.
(www.cert.or.id/~budi/presentations/e-commerce-indonesia. Anggraeni Srihartati0905017012 )
“ Tulisan Ini Dibuat Bukan Untuk Tujuan Komersial dan Bukan Jiplakan, Walaupun Penulis Mengambil Kutipan Dari Berbagai Sumber Akan Tetapi Dapat Penulis Yakinkan Bahwa Penulis Bukan Plagiat. Apabila Ada Kesamaan Kata Atau Kalimat Dengan Tulisan Ini, Kami Mohon Maaf Yang Sebesar-Sebesarnya.Terima Kasih “
Referensi :
www.sentralweb.com
www.e-commerce-indonesia.
Wikipedia
Michael J.Shows 2000
Kamis, 11 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar